Sejarah Singkat Gerakan Pramuka
A.
Pendahuluan
Kalau kita mempelajari sejarah pendidikan kepramukaan
kita tidak dapat lepas dari riwayat hidup pendiri gerakan kepramukaan sedunia
Lord Robert Baden Powell of Gilwell.
Hal ini disebabkan pengalaman beliaulah yang mendasari
pembinaan remaja di negara Inggris. Pembinaan remaja inilah yang kemudian
tumbuh berkembang menjadi gerakan kepramukaan.
B.
Riwayat hidup Baden Powell
Lahir tanggal 22 Pebruari 1857 dengan nama Robert
Stephenson Smyth. Ayahnya bernama powell seorang Professor Geometry di
Universitas Oxford, yang meninggal ketika Stephenson masih kecil.
Pengalaman Baden Powell yang berpengaruh pada kegiatan
kepramukaan banyak sekali dan menarik diantaranya :
a.
Karena ditinggal bapak sejak kecil,
maka mendapatkan pembinaan watak ibunya.
b.
Dari kakaknya mendapat latihan
keterampilan berlayar, berenang, berkemah, olah raga dan lain-lainnya.
c.
Sifat Baden Powell yang sangat
cerdas, gembira, lucu, suka main musik, bersandiwara, berolah raga, mengarang
dan menggambar sehingga disukai teman-temannya.
d.
Pengalaman di India sebagai pembantu
Letnan pada Resimen 13 Kavaleri yang berhasil mengikuti jejak kuda yang hilang
di puncak gunung serta keberhasilan melatih panca indera kepada Kimball O’Hara.
e.
Terkepung bangsa Boer di kota Mafeking,
Afrika Selatan selama 127 hari dan kekurangan makan.
f.
Pengalaman mengalahkan Kerajaan Zulu
di Afrika dan mengambil kalung manik kayu milik Raja Dinizulu.
Pengalaman
ini ditulis dalam buku “Aids To Scouting” yang merupakan petunjuk bagi Tentara
muda Inggris agar dapat melaksanakan tugas penyelidik dengan baik.
William
Smyth seorang pimpinan Boys Brigade di Inggris minta agar Baden Powell melatih
anggotanya sesuai dengan pengalaman beliau itu.Kemudian dipanggil 21 pemuda
dari Boys Brigade di berbagai wilayah Inggris, diajak berkemah dan berlatih di
pulau Browns Sea pada tanggal 25 Juli 1907 selama 8 hari.
Tahun
1910 BP pensiun dari tentara dengan pangkat terakhir Letnan Jenderal. Pada
tahun 1912 menikah dengan Ovale St. Clair Soames dan dianugerahi 3 orang anak.
Beliau mendapat titel Lord dari Raja George pada tahun 1929 Baden Powell
meninggal tanggal 8 Januari 1941 di Nyeri, Kenya, Afrika.
C.
Sejarah Kepramukaan Sedunia
Awal tahun 1908 Baden Powell menulis pengalamannya untuk
acara latihan kepramukaan yang dirintisnya. Kumpulan tulisannya ini dibuat buku
dengan judul “Scouting For Boys”. Buku ini cepat tersebar di Inggris dan
negara-negara lain yang kemudian berdiri organisasi kepramukaan yang semula
hanya untuk laki-laki dengan nama Boys Scout.
Tahun 1912 atas bantuan adik perempuan beliau, Agnes
didirikan organisasi kepramukaan untuk wanita dengan nama Girl Guides yang
kemudian diteruskan oleh istri beliau.
Tahun 1916 berdiri kelompok pramuka usia siaga dengan
nama CUB (anak serigala) dengan buku The Jungle Book karangan Rudyard Kipling
sebagai pedoman kegiatannya. Buku ini bercerita tentang Mowgli si anak rimba
yang dipelihara di hutan oleh induk serigala.Tahun 1918 beliau membentuk Rover
Scout bagi mereka yang telah berusia 17 tahun. Tahun 1922 beliau menerbitkan
buku Rovering To Success (Mengembara Menuju Bahagia). Buku ini menggambarkan
seorang pemuda yang harus mengayuh sampannya menuju ke pantai bahagia.
Tahun 1920 diselenggarakan Jambore Dunia yang pertama di
Olympia Hall, London. Beliau mengundang pramuka dari 27 Negara dan pada saat
itu Baden Powell diangkat sebagai Bapak Pandu Sedunia (Chief Scout of The
World).
-
Tahun 1924 Jambore II di Ermelunden,
Copenhagen, Denmark
-
Tahun 1929 Jambore III di Arrow
Park, Birkenhead, Inggris
-
Tahun 1933 Jambore IV di Godollo,
Budapest, Hongaria
-
Tahun 1937 Jambore V di Vogelenzang,
Blomendaal, Belanda
-
Tahun 1947 Jambore VI di Moisson,
Perancis
-
Tahun 1951 Jambore VII di Salz
Kamergut, Austria
-
Tahun 1955 Jambore VIII di sutton
Park, Sutton Coldfild, Inggris
-
Sampai Tahun
15 Jambore XXIII di kirarahama, Jepang
Tahun
1914 beliau menulis petunjuk untuk kursus Pembina Pramuka dan baru dapat
terlaksana tahun 1919. Dari sahabatnya yang bernama W.F. de Bois Maclarren,
beliau mendapat sebidang tanah di Chingford yang kemudian digunakan sebagai
tempat pendidikan Pembina Pramuka dengan nama Gilwell Park.
Tahun
1920 dibentuk Deewan Internasional dengan 9 orang anggota dan Biro
Sekretariatnya di London, Inggris dan tahun 1958 Biro Kepramukaan sedunia
dipindahkan dari London ke Ottawa Kanada. Tanggal 1 Mei 1968 Biro kepramukaan
Sedunia dipindahkan lagi ke Geneva, Swiss.Sejak tahun 1920 sampai 19 Kepala
Biro Kepramukaan Sedunia dipegang berturut-turut oleh Hebert Martin (Inggris).
Kolonel J.S. Nilson (Inggris), Mayjen D.C. Spry (Kanada) yang pada tahun 1965
diganti oleh R.T. Lund 1 Mei 1968 diganti lagi oleh DR. Laszio Nagy sebagai
Sekjen.
Biro
Kepramukaan sedunia Putra mempunyai 5 kantor kawasan yaitu Costa Rica, Mesir,
Philipina, Swiss dan Nigeria. Sedangkan Biro kepramukaan Sedunia Putri
bermarkas di London dengan 5 kantor kawasan di Eropa, Asia Pasifik, Arab,
Afrika dan Amerika Latin.
Sejarah Gerakan Pramuka Indonesia
A. Pendahuluan
Pendidikan Kepramukaan di Indonesia merupakan salah satu
segi pendidikan nasional yang penting, yang merupakan bagian dari sejarah
perjuangan bangsa Indonesia. Untuk itu perlu diketahui sejarah perkembangan
Kepramukaan di Indonesia.
B. Sejarah
Singkat Gerakan Pramuka
Gagasan Boden Powell yang cemerlang dan menarik itu
akhirnya menyebar ke berbagai negara termasuk Netherland atau Belanda dengan
nama Padvinder. Oleh orang Belanda gagasan itu dibawa ke Indonesia dan
didirikan organisasi oleh orang Belanda di Indonesia dengan nama NIPV
(Nederland Indische Padvinders Vereeniging = Persatuan Pandu-Pandu Hindia
Belanda).
Oleh pemimpin-pemimpin gerakan nasional dibentuk
organisasi kepanduan yang bertujuan membentuk manusia Indonesia yang baik dan
menjadi kader pergerakan nasional. Sehingga muncul bermacam-macam organisasi
kepanduan antara lain JPO (Javaanse Padvinders Organizatie) JJP (Jong Java
Padvindery), NATIPIJ (Nationale Islamitsche Padvindery), SIAP (Sarekat Islam
Afdeling Padvindery), HW (Hisbul Wathon).Dengan adanya larangan pemerintah
Hindia Belanda menggunakan istilah Padvindery maka K.H. Agus Salim menggunakan
nama Pandu atau Kepanduan.
Dengan meningkatnya kesadaran nasional setelah Sumpah
Pemuda, maka pada tahun 1930 organisasi kepanduan seperti IPO, PK (Pandu
Kesultanan), PPS (Pandu Pemuda Sumatra) bergabung menjadi KBI (Kepanduan Bangsa
Indonesia). Kemudian tahun 1931 terbentuklah PAPI (Persatuan Antar Pandu
Indonesia) yang berubah menjadi BPPKI (Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan
Indonesia) pada tahun 1938.
Pada waktu pendudukan Jepang Kepanduan di Indonesia
dilarang sehingga tokoh Pandu banyak yang masuk Keibondan, Seinendan dan
PETA.Setelah tokoh proklamasi kemerdekaan dibentuklah Pandu Rakyat Indonesia
pada tanggal 28 Desember 1945 di Sala sebagai satu-satunya organisasi
kepanduan.Sekitar tahun 1961 kepanduan Indonesia terpecah menjadi 100
organisasi kepanduan yang terhimpun dalam 3 federasi organisasi yaitu IPINDO
(Ikatan Pandu Indonesia) berdiri 13 September 1951, POPPINDO (Persatuan Pandu
Puteri Indonesia) tahun 1954 dan PKPI (Persatuan Kepanduan Puteri Indonesia). Menyadari kelemahan yang ada maka
ketiga federasi melebur menjadi satu dengan nama PERKINDO (Persatuan Kepanduan
Indonesia).Karena masih adanya rasa golongan yang tinggi membuat Perkindo masih
lemah. Kelemahan gerakan kepanduan Indonesia akan dipergunakan oleh pihak
komunis agar menjadi gerakan Pioner Muda seperti yang terdapat di negara
komunis. Akan tetapi kekuatan Pancasila dalam Perkindo menentangnya dan dengan
bantuan perdana Menteri Ir. Juanda maka perjuangan menghasilkan Keppres No. 238
tahun 1961 tentang Gerakan Pramuka yang pada tanggal 20 Mei 1961 ditandatangani
oleh Pjs Presiden RI Ir Juanda karena Presiden Soekarno sedang berkunjung ke
Jepang.
Kelahiran Gerakan Pramuka Di Indonesia
Gerakan
Pramuka ditandai dengan serangkaian peristiwa yang saling berkaitan yaitu 1.
Pidato Presiden/Mandataris MPRS dihadapan para tokoh dan pimpinan yang mewakili
organisasi kepanduan yang terdapat di Indonesia pada tanggal 9 Maret 1961 di
Istana Negara. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI TUNAS
GERAKAN PRAMUKA
Pernyataan
para wakil organisasi kepanduan di Indonesia yang dengan ikhlas meleburkan diri
ke dalam organisasi Gerakan Pramuka, dilakukan di Istana Olahraga Senayan pada
tanggal 30 Juli 1961. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI
IKRAR GERAKAN PRAMUKA.
Pelantikan
Mapinas, Kwarnas dan Kwarnari di Istana Negara, diikuti defile Pramuka untuk
diperkenalkan kepada masyarakat yang didahului dengan penganugerahan
Panji-Panji Gerakan Pramuka, dan kesemuanya ini terjadi pada tanggal pada
tanggal 14 Agustus 1961. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI PRAMUKA.
Pengertian
sifat,fungsi dan tujuan kepramukaan
A.
Sifat Kepramukaan
Lambang Pramuka
Indonesia yaitu tunas kelapa yang dijahitkan di kerah kiri baju pramuka (untuk
wanita). Lambang Pramuka Internasional yang dijahitkan di kerah
kanan baju pramuka (untuk wanita). Bagi pria, tunas kelapa berada di kantung
sebelah kiri, sedangkan Lambang Pramuka Internasional dijahitkan pada sebelah
kanan kemeja. Emblem lokasi wilayah Gerakan Pramuka (berdasarkan provinsi)
dijahitkan di lengan kanan baju Pramuka.Berdasarkan resolusi Konferensi
Kepanduan Sedunia tahun 1924 di Kopenhagen, Denmark, maka kepanduan mempunyai
tiga sifat atau ciri khas, yaitu :
·
Nasional,
yang berarti suatu organisasi yang menyelenggarakan kepanduan di suatu negara
haruslah menyesuaikan pendidikannya itu dengan keadaan, kebutuhan dan
kepentingan masyarakat, bangsa dan negara.
·
Internasional,
yang berarti bahwa organisasi kepanduan di negara manapun di dunia ini harus
membina dan mengembangkan rasa persaudaraan dan persahabatan antara sesama
Pandu dan sesama manusia, tanpa membedakan kepercayaan/agama, golongan,
tingkat, suku dan bangsa.
· Universal,
yang berarti bahwa kepanduan dapat dipergunakan di mana saja untuk mendidik
anak-anak dari bangsa apa saja, yang dalam pelaksanaan pendidikannya selalu
menggunakan Prinsip Dasar dan Metode Kepanduan.
B.
Fungsi Kepramukaan
Dengan landasan uraian di atas, maka kepramukaan
mempunyai fungsi sebagai berikut:
·
Kegiatan menarik bagi anak atau
pemuda
Kegiatan menarik di sini dimaksudkan
kegiatan yang menyenangkan dan mengandung pendidikan. Karena itu permainan
harus mempunyai tujuan dan aturan permainan, jadi bukan kegiatan yang hanya
bersifat hiburan saja. Karena itu lebih tepat kita sebut saja kegiatan menarik.
·
Pengabdian bagi orang dewasa
Bagi orang dewasa kepramukaan bukan
lagi permainan, tetapi suatu tugas yang memerlukan keikhlasan, kerelaan, dan
pengabdian. Orang dewasa ini mempunyai kewajiban untuk secara sukarela
membaktikan dirinya demi suksesnya pencapaian tujuan organisasi.
·
Alat ( means ) bagi masyarakat dan
organisasi
Kepramukaan merupakan alat bagi
masyarakat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat setempat, dan juga alat bagi
organisasi untuk mencapai tujuan organisasinya. Jadi kegiatan kepramukaan yang
diberikan sebagai latihan berkala dalam satuan pramuka itu sekedar alat saja,
dan bukan tujuan pendidikannya
C.
Tujuan Kepramukaan
Gerakan Pramuka bertujuan mendidik anak-anak dan pemuda
Indonesia dengan prinsip-Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan yang
pelaksanaannya disesuaikan dengan keadaan, kepentingan dan perkembangan bangsa
dan masyarakat Indonesia dengan tujuan agar:
·
anggotanya menjadi manusia yang
berkepribadian dan berwatak luhur serta tinggi mental, moral, budi pekerti dan
kuat keyakinan beragamanya.
·
anggotanya menjadi manusia yang
tinggi kecerdasan dan keterampilannya.
·
anggotanya menjadi manusia yang kuat
dan sehat fisiknya.
·
anggotanya menjadi manusia yang
menjadi warga negara Indonesia yang berjiwa Pancasila, setia dan patuh kepada
Negara Kesatuan Republik Indonesia; sehingga menjadi angota masyarakat yang
baik dan berguna, yang sanggup dan mampu menyelanggarakan pembangunan bangsa
dan negara.
Tujuan
tersebut merupakan cita-cita Gerakan Pramuka. Karena itu semua kegiatan yang
dilakukan oleh semua unsur dalam Gerakan Pramuka harus mengarah pada pencapaian
tujuan tersebut.
D. Tugas
Pokok
Tugas pokok Gerakan Pramuka adalah
menyelenggarakan pendidikan kepramukaan bagi anak dan pemuda Indonesia, menuju
ke tujuan Gerakan Pramuka, sehingga dapat membentuk tenaga kader pembangunan
yang berjiwa Pancasila dan sanggup serta mampu menyelenggarakan pembangunan
masyarakat, bangsa dan negara. Dalam melaksanakan pendidikan kepramukaan
tersebut Gerakan Pramuka selalu memperhatikan keadaan, kemampuan, kebutuhan dan
minat peserta didiknya.
Karena kepramukaan bersifat
nasional, maka gerak dan kegiatan Gerakan Pramuka disesuaikan dengan
kepentingan nasional. Kepentingan nasional bangsa Indonesia ini tercantum dalam
Garis Besar Haluan Negara, yang merupakan Ketetapan MPR. Gerakan Pramuka dalam
ikut membantu pelaksanaan GBHN tersebut selalu mengikuti kebijakan Pemerintah
dan segala peraturan perundang-undangannya.
Gerakan Pramuka hidup dan bergerak
di tengah masyarakat dan berusaha membentuk tenaga kader pembangunan yang
berguna bagi masyarakat. Karenanya Gerakan Pramuka harus memperhatikan pula
keadaan, kemampuan, adat dan harapan masyarakat, termasuk orang tua anggota
Pramuka, sehingga Gerakan Pramuka terutama pada satuan-satuannya dapat
menyiapkan tenaga Pramuka sesuai dengan apa yang diharapkan orang tua
anggotanya dan masyarakat di lingkungannya.
E. Kelompok
umur dan tingkatan
Kelompok dibagi menjadi 4 :
· Kelompok
umur 7-10 tahun disebut dengan Pramuka Siaga
· Kelompok
umur 11-15 tahun disebut dengan Pramuka Penggalang
· Kelompok
umur 16-20 tahun disebut dengan Pramuka Penegak
· Kelompok
umur 21 – 25 tahun disebut dengan Pramuka Pandega
Ada
juga Kelompok Khusus, yaitu Kelompok yang ditujukan untuk orang yang memiliki
kedudukan dalam kepramukaan. Misalnya Pramuka Pembina, adalah
sebutan untuk orang dewasa yang memimpin Pramuka. Dan Pramuka Andalan,
adalah anggota Pramuka yang mengambil bagian dalam keanggotaan Kwartir dalam
Pramuka. Contoh lainnya adalah Pelatih, Pamong Saka, Staff
Kwartir dan Majelis Pembimbing.
F. Tingkatan
Tingkatan dalam
kepramukaan adalah sebuah tingkatan yang ditentukan oleh kemampuan anggotanya,
kemampuan itu disebut dengan Syarat-syarat Kecakapan Umum atau
SKU. Untuk
Pramuka siaga dan penggalang, masing-masing Kelompok umur memiliki
tiga Tingkatan. Untuk Penegak memiliki dua tingkatan. Sedangkan Pramuka Pandega
hanya satu tingkatan.
·
Tingkatan Pramuka Siaga : Siaga
Mula, Siaga Bantu, Siaga Tata.
·
Tingkatan Pramuka Penggalang :
Penggalang Ramu, Penggalang Rakit, Penggalang Terap
·
Tingkatan Pramuka Penegak : Penegak
Bantara, Penegak Laksana
Ada
juga sebuah tingkatan khusus yang disebut dengan Pramuka Garuda, yaitu
tingkatan tertinggi dalam setiap kelompok umur dalam kepramukaan.
LAMBANG GERAKAN PRAMUKA
A. Arti
Lambang Gerakan Pramuka
Lambang Gerakan Pramuka adalah tanda pengenal tetap yang
mengkiaskan sifat, keadaan, nilai dan norma yang dimiliki oleh setiap anggota
Gerakan Pramuka yang dicita-citakan oleh Gerakan Pramuka.
Lambang tersebut diciptakan oleh almarhum Bapak Soenardjo
Atmodipuro. Beliau seorang Pembina Pramuka yang aktif bekerja sebagai pegawai
tinggi Departemen Pertanian. Lambang Gerakan Pramuka ini digunakan sejak
tanggal 14 Agustus 1961. Pada panji Gerakan Pendidikan Kepanduan Nasional
Indonesia yang dianugerahkan kepada Gerakan Pramuka.
Bentuk Lambang Gerakan Pramuka adalah gambar bayangan (silhouelte)
tunas kelapa.
Di
bawah ini adalah gambar dari bentuk lambang Gerakan Pramuka Indonesia :
1.
Buah
nyiur dalam keadaan tumbuh dinamakan Cikal dan istilah Cikal-Bakal
di Indonesia berarti : "Penduduk asli yang pertama yang menurunkan
generasi baru". Jadi lambang buah
nyiur yang tumbuh itu mengkiaskan bahwa tiap pramuka merupakan inti bagi
kelangsungan hidup bangsa Indonesia.
2.
Buah nyiur dapat
bertahan lama dalam keadaan bagaimanapun juga. Jadi mengkiaskan
bahwa tiap pramuka adalah seorang yang rohaniah dan jasmaniah sehat, kuat dan
ulet serta menghadapi segala tantangan dalam hidup dan dalam menempuh segala
ujian dan kesukaran untuk mengabdi kepada tanah air dan bangsa Indonesia.
3. Nyiur
dapat tumbuh di mana saja, yang membuktikan besarnya daya upaya
dalam menyesuaikan dirinya dengan keadaan sekelilingnya. Jadi mengkiaskan bahwa
tiap pramuka dapat menyesuaikan diri dalam masyarakat di mana ia berada dan
dalam keadaan yang bagaimanapun juga.
4. Nyiur
tumbuh menjulang lurus ke atas dan merupakan salah satu pohon tertinggi di
Indonesia. Jadi mengkiaskan bahwa tiap pramuka mempunyai cita-cita
yang tinggi dan lurus, yang mulia dan jujur dan ia tetap tegak tidak mudah
diombang-ambingkan oleh sesuatu.
5. Akar nyiur tumbuh kuat dan erat didalam
tanah. Jadi mengkiaskan tekad dan keyakinan tiap pramuka yang
berpegang pada dasar-dasar dan landasan-landasan yang baik, benar kuat dan
nyata ialah tekad dan keyakinan yang dipakai olehnya untuk memperkuat diri guna
mencapai cita-citanya.
6. Nyiur
adalah pohon yang serba guna dari ujung atas hingga akarnya.
Jadi mengkiaskan bahwa tiap pramuka adalah manusia yang berguna dan membaktikan
diri dan kegunaannya kepada tanah air, bangsa dan Negara Kesatuan Republik
Indonesia serta kepada umat manusia.
7. Padi
dan kapas melambangkan kesuburan di bidang pangan dan sandang.
8. Bintang
melambangkan 5 sila dari Dasar Negara kita yaitu Pancasila.
9. Lambang
10 api yang berkobar melambangkan Dasa Dharma.
B. Penggunaan
· Lambang
Gerakan Pramuka dapat dipergunakan pada Panji, Bendera, Papan Nama Kwartir /
Satuan, Tanda Pengenal dan alat administrasi Gerakan Pramuka
· Penggunaan
lambang tersebut dimaksudkan sebagai alat pendidikan untuk mengingatkan dan
menanamkan sifat dan keadaan seperti yang termaktub dalam arti kiasan lambang
Tunas Kelapa itu pada setiap anggota Gerakan Pramuka.
· Setiap
anggota Gerakan Pramuka diharapkan mampu mengamalkan dan mempraktekkan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang dimilikinya kepada masyarakat di sekelilingnya.
Sebab generasi muda yang tergabung dalam Gerakan Pramuka diharapkan kelak mampu
menjadi kader pembangunan yang berjiwa
pancasila
Prinsip
Dasar dan Metode Kepramukaan
A. Prinsip
dasar
Prinsip Dasar Kepramukaan sebagai
norma hidup seorang anggota Gerakan Pramuka, ditanamkan dan ditumbuhkembangkan
melalui proses penghayatan oleh dan untuk diri pribadinya dengan dibantu oleh
pembina, sehingga pelaksanaan dan pengamalannya dilakukan dengan penuh
kesadaran, kemandirian, kepedulian, tanggung jawab serta keterikatan moral,
baik sebagai pribadi maupun anggota masyarakat. Dalam Anggaran dasar
Gerakan Pramuka dinyatakan bahwa Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan
bertumpu pada:
·
Keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan
Yang Maha Esa;
·
Kepedulian terhadap bangsa dan tanah
air, sesama hidup dan alam seisinya;
·
Kepedulian terhadap diri pribadinya;
·
Ketaatan kepada Kode Kehormatan
Pramuka.
B. Metode
Metode Kepramukaan merupakan cara belajar progresif
melalui :
·
Pengamalan Kode Kehormatan Pramuka;
·
Belajar sambil melakukan;
·
Sistem berkelompok;
·
Kegiatan yang menantang dan
meningkat serta mengandung pendidikan yang sesuai denganPerkembangan rohani dan
jasmani pesertadidik;
·
Kegiatan di alam terbuka;
·
Sistem tanda kecakapan;
·
Sistem satuan terpisah untuk putera
dan untuk puteri;
· Sistem
among.
Metode Kepramukaan pada hakikatnya
tidak dapat dilepaskan dari Prinsip Dasar Kepramukaan. Keterkaitan itu terletak
pada pelaksanaan Kode Kehormatan. Metode Kepramukaan juga digunakan sebagai
sebagai suatu sistem yang terdiri atas unsur-unsur yang merupakan subsistem
terpadu dan terkait, yang tiap unsurnya mempunyai fungsi pendidikan yang
spesifik dan saling memperkuat serta menunjang tercapainya tujuan.
Kode Kehormatan
gerakan Pramuka
Kode Kehormatan Pramuka yang terdiri atas Janji yang disebut Satya dan Ketentuan
Moral yang disebut Darma merupakan satu unsur dari Metode Kepramukaan dan alat
pelaksanaan Prinsip Dasar Kepramukaan.
Satyaadalah
:
·
Janji yang diucapkan secara sukarela
oleh seorang calon anggota Gerakan Pramuka setelah memenuhi persyaratan
keanggotaan;
·
Tindakan pribadi untuk mengikat diri
secara sukarela menerapkan dan mengamalkan janji;
·
Titik tolak memasuki proses
pendidikan sendiri guna mengembangkan visi, intelektualitas, emosi, sosial dan
spiritual, baik sebagai pribadi maupun anggota masyarakat lingkungannya.
Satya dibagi menjadi dua, sesuai
dengan kelompok umur peserta didik, yaitu Dwisatya dan Trisatya”
Dwisatya
Dwisatya
adalah satya yang digunakan khusus untuk Pramuka Siaga. selengkapnya berbunyi
sebagai berikut :
Dwisatya
Pramuka Siaga.
Demi
kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh:
1.
menjalankan kewajibanku terhadap
Tuhan, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mengikuti tatakrama keluarga.
2.
setiap hari berbuat kebajikan.
trisatya
Trisatya
merupakan janji dan tiga kode moral yang digunakan dalam Gerakan Pramuka.
Disebut trisatya karena mengandung tiga butir utama yang menjadi panutan setiap
Pramuka.
Setiap
kali Pramuka akan dilantik menuju tingkatan yang lebih tinggi atau dilantik
untuk acara lainnya, diwajibkan melaksanakan upacara ucap ulang janji yang
berupa pembacaan trisatya di depan sang saka merah putih. Kode Moral Trisatya
digunakan oleh pramuka golongan penggalang, penegak dan pandega.
Trisatya
dibagi dua, Trisatya untuk Penggalang dan Trisatya untuk Penegak, Pandega, dan
anggota dewasa.
v Trisatya
untuk penggalang selengkapnya berbunyi sebagai berikut :
Trisatya
Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh:
Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh:
menjalankan
kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mengamalkan
Pancasila.
menolong
sesama hidup dan mempersiapkan diri membangun masyarakat
menepati
Dasadharma.
v Trisatya
untuk Penegak, Pandega, dan anggota dewasa selengkapnya berbunyi sebagai
berikut :
Trisatya
Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh:
Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh:
menjalankan
kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mengamalkan
Pancasila.
menolongsesama
hidup dan ikut serta membangun masyarakat.
menepati
Dasadarma.
Dharmaadalah
:
·
Alat proses pendidikan sendiri yang
progresif untuk mengembangkan budi pekerti luhur.
·
Upaya memberi pengalaman praktis
yang mendorong pesertadidik menemukan, menghayati, mematuhi sistem nilai yang
dimiliki masyarakat dimana ia hidup dan menjadi anggota.
·
Landasan gerak Gerakan Pramuka untuk
mencapai tujuan pendidikan melalui kepramukaan yang kegiatannya mendorong
Pramuka manunggal dengan masyarakat, bersikap demokratis, saling menghormati,
memiliki rasa kebersamaan dan gotong royong;
·
Kode Etik Organisasi dan satuan
Pramuka, dengan landasan Ketentuan Moral disusun dan ditetapkan bersama aturan
yang mengatur hak dan kewajiban anggota, pembagian tanggungjawab dan penentuan
putusan.
Dharma
dibagi menjadi dua, sesuai dengan kelompok umur peserta didik, yaitu Dwidharma dan Dasadharma”.
Dwidharma
Siaga
berbakti kepada ayah bundanya.
Siaga
berani dan tidak putus asa.
Dasadharma
Pramuka
itu:
1.
Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2.
Cinta alam dan kasih sayang sesama
manusia.
3.
Patriot yang sopan dan kesatria.
4.
Patuh dan suka bermusyawarah.
5.
Rela menolong dan tabah.
6.
Rajin, terampil, dan gembira.
7.
Hemat, cermat, dan bersahaja.
8.
Disiplin, berani, dan setia.
9.
Bertanggungjawab dan dapat dipercaya
10. Suci dalam pikiran perkataan dan perbuatan
Tanda pengenal
dalam gerakan pramuka
Tanda Pengenal Gerakan Pramuka
dimaksudkan sebagai identitas jati diri seorang Pramuka. Dengan tanda pengenal
juga kita dapat mengetahui wilayah tempat dia berasal, satuan tempat ia
bergabung, tugas yang sedang dilaksanakannya, jabatan yang dipangkunya,
kecakapan yang dikuasainya dan penghargaan yang telah diterima
FungsiTanda Pengenal
Gerakan Pramuka berfungsi sebagai alat pendidikan untuk memberi dorongan,
gairah, dan semangat para pramuka. Tanda Pengenal Gerakan Pramuka juga
berfungsi sebagai alat pengenal seorang Pramuka, tanda pengakuan, pengesahan
atas keanggotaan, kecakapan, pemberian tanggungjawab hak dan kewajiban. Tanda
Pengenal juga berfungsi sebagai tanda penghargaan atas prestasi yang telah
dicapainya.
v
Macam-macam Tanda Pengenal
1. Tanda
Umum
Dipakai
secara umum oleh semua anggota Gerakan Pramuka yang sudah dilantik, baik putra
maupun putri.
Macamnya:Tanda
tutup kepala,setangan / pita leher,tanda pelantikan,tanda harian, tanda WOSM.
2. Tanda
Satuan
Menunjukkan
Satuan / Kwartir tertentu, tempat seorang anggota Gerakan Pramuka bergabung.
Macamnya:Tanda
barung / regu / sangga,gugus depan,kwartir, Mabi, krida, saka, Lencana daerah, satuan
dan lain-lain.
3. Tanda
Jabatan
Menunjukkan
jabatan dan tanggungjawab seorang anggota Gerakan Pramuka dalam lingkungan
organisasi Gerakan Pramuka.
Macamnya:Tanda
pemimpin / wakil pemimpin barung / regu / sangga (sulung, pratama, pradana), pemimpin / wakil krida /
saka, Dewan Kerja (Pembina,
Pembantu Pembina, Pelatih, Andalan, Pembimbing, Pamong Saka, Dewan Saka dan
lain-lain).
4. Tanda
Kecakapan
Menunjukkan kecakapan, ketrampilan,
ketangkasan, kemampuan, sikap, tingkat usaha seorang Pramuka dalam bidang
tertentu, sesuai golongan usianya.
Macamnya:Tanda
kecakapan umum / khusus,pramuka garuda dan tanda keahlian lain bagi orang
dewasa.
5. Tanda
Kehormatan
Menunjukkan jasa atau penghargaan
yang diberikan kepada seseorang atas jasa, darma baktinya dan lain-lain yang
cukup bermutu dan bermanfaat bagi Gerakan Pramuka, kepramukaan, masyarakat,
bangsa, negara dan umat manusia.
Macamnya:Peserta
didik (Tiska,
tigor, bintang tahunan, bintang wiratama, bintang teladan). Orang dewasa (Pancawarsa, Darma Bakti, Wiratama,
Melati, Tunas Kencana).
SALAM PRAMUKA
A.
Pengertian Salam Pramuka.
Salam Pramuka adalah suatu perwujudan dari penghargaan
terhdap orang lain atas dasar tata susila yang sesuai dengan kepribadian bangsa
indonesia. Salam Pramuka merupakan tanda penghormatan untuk orang yang berbudi,
siapa yang melihat dulu ia yang memberikan salam dahulu kepada orang akan di
beri salam dan tidak memandang kepangkatannya dalam masyarakat.
Salam Pramuka selain berarti sebagai penghormatan, juga
berarti mengingatkan akan Tri Satya dan Pancasila kepada yang diberi salam,
sehingga setiap anggota pramuka berkenan menyampaikan salam kepada semua
Pembimbing dan Pembina serta kepada sesama Pramuka, juga kepada semua yang
berhak menerimanya.
Salam Pramuka juga merupakan Suara Perwujudan ikatan jiwa
yang erat, maka didalam memberi atau menjawab Salam Pramuka harus dilaksanakan
dengan tertib dan sempurna, sehingga tercermin semangat Pramuka yang Rajin,
gembira dan penuh keikhlasan.
B.
Macam-macam Salam Pramuka.
Salam
Pramuka ada dua macam yaitu :
1.
salam
Biasa.
Salam biasa di sampaikan kepada
- Semua
Pramuka.
- Orang
Tua.
- Guru.
- Kakak
Pembina/Pembimbing
- Sahabat/kawan
- Orang
lain yang dianggap perlu menerima salam.
2.
Salam Penghormatan dan Salam janji.
Salam Penghormatan.
Salam penghormatan merupakan suatu
penhargaan yang mendalam yang disampaikan kepada :
-
Pramuka Utama ( Presiden RI).
-
Bendera
“Sang Saka Merah Putih” (dalam Upacara).
-
Lagu Kebangsaan (dalam upacara
resmi).
-
Pani-panji Pramuka (dalam Upacara
resmi).
-
Menteri-menteri atau tamu agung
Negara.
-
Jenazah (dalam Upacara pemakaman
atau bertemu dijalan).
3.
Salam Janji.
Salam Janji adalah tanda penghormatan yang dilakukan
setiap anggota Pramuka sewaktu mendengar Tri Satya sedang dibacakan.Salam janji
ini biasanya dilakukan ketika seorang anggota Pramuka dilantik dan mengucapkan
Tri Satya sebagai Sumpah atau janji.
Apabila seorang Pramuka dilantik Kenaikan Tingkat dalam Pramuka, sebelum Sumpah atau janji itu diucapkan ia memegang ujung Bendera Merah Putih dengan tangan kiri dan menempelkan Bendera pada dada, kemudian tangan kanan memberi Salam dan memulai mengucapkan Tri Satya.
Apabila seorang Pramuka dilantik Kenaikan Tingkat dalam Pramuka, sebelum Sumpah atau janji itu diucapkan ia memegang ujung Bendera Merah Putih dengan tangan kiri dan menempelkan Bendera pada dada, kemudian tangan kanan memberi Salam dan memulai mengucapkan Tri Satya.
Sejarah Bendera
Merah Putih Dan Peraturan Penggunaannya
A.
Sejarah Bendera
Merah Putih
Dalam
sejarah Indonesia terbukti, bahwa Bendera Merah Putih dikibarkan pada tahun
1292 oleh tentara Jayakatwang ketika berperang melawan kekuasaan Kertanegara
dari Singosari (1222-1292). Sejarah itu disebut dalam tulisan bahwa Jawa kuno
yang memakai tahun 1216 Caka (1254 Masehi), menceritakan tentang perang antara
Jayakatwang melawan R. Wijaya.
Mpu
Prapanca di dalam buku karangannya Negara Kertagama mencerirakan tentang
digunakannya warna Merah Putih dalam upacara hari kebesaran raja pada waktu
pemerintahan Hayam Wuruk yang bertahta di kerajaan Majapahit tahun 1350-1389 M.
Menurut Prapanca, gambar-gambar yang dilukiskan pada kereta-kereta raja-raja
yang menghadiri hari kebesaran itu bermacam-macam antara lain kereta raja
puteri Lasem dihiasi dengan gambar buah meja yang berwarna merah. Atas dasar
uraian itu, bahwa dalam kerajaan Majapahit warna merah dan putih merupakan
warna yang dimuliakan.
Dalam
suatu kitab Tembo Alam Minangkabau yang disalin pada tahun 1840 dari kitab yang
lebih tua terdapat ambar bendera alam Minangkabau, berwarna Merah Putih Hitam.
Bendera ini merupakan pusaka peninggalan jaman kerajaan Melayu Minangkabau
dalam abad ke 14, ketika Maharaja Adityawarman memerintah (1340-1347).
Warna Merah bermakna warna hulubalang (yang menjalankan perintah). Warna
Putih bermakna warna agama (alim ulama). Warna Hitam bermakna warna adat
Minangkabau (penghulu adat). Warna merah putih dikenal pula dengan sebutan
warna Gula Kelapa. Di Kraton Solo terdapat pusaka berbentuk bendera Merah Putih
peninggalan Kyai Ageng Tarub, putra Raden Wijaya, yang menurunkan raja-raja Jawa.
Dalam
babat tanah Jawa yang bernama babad Mentawis (Jilid II hal 123) disebutkan
bahwa Ketika Sultan Agung berperang melawan negeri Pati. Tentaranya bernaung di
bawah bendera Merah. Sultan Agung memerintah tahun 1613-1645.
Di
bagian kepulauan lain di Indonesia juga menggunakan bendera merah putih. Antara
lain, bendera perang Sisingamangaraja IX dari tanah Batak pun memakai warna
merah putih sebagai warna benderanya, bergambar pedang kembar warna putih
dengan dasar merah menyala dan putih. Warna merah dan putih ini adalah bendera
perang Sisingamangaraja XII. Dua pedang kembar melambangkan piso gaja dompak,
pusaka raja-raja Sisingamangaraja I-XII.
Ketika
terjadi perang di Aceh, pejuang-pejuang Aceh telah menggunakan bendera perang
berupa umbul-umbul dengan warna merah dan putih, di bagian belakang
diaplikasikan gambar pedang, bulan sabit, matahari dan bintang serta beberapa
ayat suci Al Quran.
Di
jaman kerajaan Bugis Bone,Sulawesi Selatan sebelum Arung Palakka, bendera Merah
Putih, adalah simbol kekuasaan dan kebesaran kerajaan Bone. Bendera Bone
itu dikenal dengan nama Woromporang.
Pada
umumnya warna Merah Putih merupakan lambang keberanian, kewiraan sedangkan
warna Putih merupakan lambang kesucian.
Bendera
Merah Putih berkibar untuk pertama kali dalam abad XX sebagai lambang
kemerdekaan ialah di benua Eropa. Pada tahun 1922 Perhimpunan Indonesia
mengibarkan bendera Merah Putih di negeri Belanda dengan kepala banteng di
tengah-tengahnya. Tujuan perhimpunan Indonesia Merdeka semboyan itu juga
digunakan untuk nama majalah yang diterbitkan.
Pada
tahun 1924 Perhimpunan Indonesia mengeluarkan buku peringatan 1908-1923 untuk
memperingati hidup perkumpulan itu selama 15 tahun di Eropa. Kulit/jilid buku
peringatan itu bergambar bendera Merah Putih kepala banteng.
Pada
tahun 1927 lahirlah di kota Bandung Partai Nasional Indonesia (PNI) yang
mempunyai tujuan Indonesia Merdeka. PNI mengibarkan bendera Merah Putih kepala
banteng.
Pada
tanggal 28 Oktober 1928 berkibarlah untuk pertama kalinya bendera merah putih
sebagai bandera kebangsaan yaitu dalam Konggres Indonesia Muda di Jakarta.
Sejak itu berkibarlah bendera kebangsaan Merah Putih di seluruh kepulauan
Indonesia.
Pada
tanggal 18 Agustus 1945, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang
dibentuk pada tanggal 9 Agustus 1945 mengadakan sidang yang pertama dan
menetapkan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia yang kemudian di kenal
sebagai Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945).
Dalam
UUD 1945, Bab I, Pasal I, ditetapkan bahwa Negara Indonesia ialah Negara
kesatuan yang berbentuk Republik. Dalam UUD 1945 pasal 35 ditetapkan pula
bahwa bendera Negara Indonesia ialah Sang Merah Putih. Dengan demikian , sejak
ditetapkannya UUD 1945, Sang Merah Putih merupakan bendera kebangsaan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
Sang
Saka Merah Putih merupakan julukan kehormatan terhadap bendera Merah Putih
negara Indonesia. Pada mulanya sebutan ini ditujukan untuk bendera Merah Putih
yang dikibarkan pada tanggal 17 Agustus 1945 di Jalan Pegangsaan Timur 56,
Jakarta, saat Proklamasi dilaksanakan. Tetapi selanjutnya dalam penggunaan
umum, Sang Saka Merah Putih ditujukan kepada setiap bendera Merah Putih yang
dikibarkan dalam setiap upacara bendera.
Bendera
pusaka dibuat oleh Ibu Fatmawati, istri Presiden Soekarno pada tahun 1944.
Bendera berbahan katun Jepang (ada juga yang menyebutkan bahan bendera tersebut
adalah kain wool dari London yang diperoleh dari seorang Jepang. Bahan ini
memang pada saat itu digunakan khusus untuk membuat bendera-bendera negara di
dunia karena terkenal dengan keawetannya) berukuran 276 x 200 cm. Sejak tahun
1946 sampai dengan 1968, bendera tersebut hanya dikibarkan pada setiap hari
ulang tahun kemerdekaan RI. Sejak tahun 1969, bendera itu tidak pernah
dikibarkan lagi dan sampai saat ini disimpan di Istana Merdeka. Bendera itu
sempat sobek di dua ujungnya, ujung berwarna putih sobek sebesar 12 X 42 cm.
Ujung berwarna merah sobek sebesar 15x 47 cm. Lalu ada bolong-bolong kecil
karena jamur dan gigitan serangga, noda berwarna kecoklatan, hitam, dan putih.
Karena terlalu lama dilipat, lipatan-lipatan itu pun sobek dan warna di sekitar
lipatannya memudar.
Setelah
tahun 1969, yang dikerek dan dikibarkan pada hari ulang tahun kemerdekaan RI
adalah bendera duplikatnya yang terbuat dari sutra. Bendera pusaka turut pula
dihadirkan namun ia hanya menyaksikan dari dalam kotak penyimpanannya.
Adapun
kiasan dari warna bendera Indonesia memiliki makna filosofis. Merah berarti
berani, putih berarti suci. Merah melambangkan tubuh manusia, sedangkan putih
melambangkan jiwa manusia. Keduanya saling melengkapi dan menyempurnakan untuk
Indonesia.
Ditinjau
dari segi sejarah, sejak dahulu kala kedua warna merah dan putih mengandung
makna yang suci. Warna merah mirip dengan warna gula jawa/gula aren dan warna
putih mirip dengan warna nasi. Kedua bahan ini adalah bahan utama dalam masakan
Indonesia, terutama di pulau Jawa. Ketika Kerajaan Majapahit berjaya di
Nusantara, warna panji-panji yang digunakan adalah merah dan putih (umbul-umbul
abang putih). Sejak dulu warna merah dan putih ini oleh orang Jawa digunakan
untuk upacara selamatan kandungan bayi sesudah berusia empat bulan di dalam
rahim berupa bubur yang diberi pewarna merah sebagian.
Orang
Jawa percaya bahwa kehamilan dimulai sejak bersatunya unsur merah sebagai
lambang ibu, yaitu darah yang tumpah ketika sang jabang bayi lahir dan unsur
putih sebagai lambang ayah, yang ditanam di gua Garba. Dalam sejarah perjuangan
kemerdekaan Indonesia, bendera Pusaka tidak pernah jatuh ke tangan musuh,
meskipun tentara kolonial Belanda menduduki Ibukota Negara Republik Indonesia.
Selain
mengetahui dan dapat menjelaskan sejarah serta kiasan warna bendera Merah Putih
, seorang calon anggota Penggalang Ramu dituntut pula dapat
menggunakan/mengibarkan dan menurunkan bendera merah putih dengan baik dan benar.
Jumlah petugas pengibar atau penurunan bendera merah putih itu jumlahnya
bervariasi, yaitu yang paling sedikit 3 orang dan sampai yang paling banyak
yaitu pasukan 17, 8, 45 atau jumlah totalnya 70 orang.
Seperti
yang telah kita ketahui bahwa bendera merah putih adalah lambang Negara,
sehingga status dari bendera itu menjadi terhormat, dan kita sebagai anggota
Pramuka khususnya, masyarakat pada umumnya harus memberikan Salam Penghormatan
ketika mengetahui/melihat bendera akan dikibarkan atau diturunkan.
Dalam
menggunakan bendera merah putih tidak bisa sembara-ngan, contohnya bendera
tersebut tidak boleh menyentuh tanah, tidak boleh terinjak atau
diinjak-injak, terbakar, dijadikan sebagai permainan dalam bentuk apapun.
Tatacara
penggunaan benderapun ada prosedurnya, hal ini gunanya untuk membedakan fungsi
dalam penggunaannya. Bila saat suasana duka kita mengenal bendera setengah
tiang. Kalu pada saat upacara biasa maupun upacara hari besar Negara tentu
pengibarannya satu tiang penuh.
Bendera
juga dipakai saat prosesi upacara pemakaman, khususnya buat mereka yang
dianggap berjasa kepada Negara, seperti mantan presiden dan wakilnya, mantan
pejabat Negara baik sipil atau militer, para pejuang dan veteran.
Adapun
ketentuan ukuran Bendera Negara yaitu :
a.
200 cm X 300 cm untuk penggunaan di
lapangan Istana kepresidenan.
b.
120 cm X 180 cm untuk penggunaan di
lapangan umum.
c.
100 cm X 150 cm untuk penggunaan di
dalam ruangan.
d.
36 cm 54 cm untuk penggunaan di
mobil Presiden dan wakil Presiden.
e.
30 cm X 45 cm untuk penggunaan di
mobil pejabat Negara.
f.
20 cm X 30 cm untuk penggunaan di
mobil/kendaraan umum.
g.
100 cm X 150 cm untuk penggunaan di
kapal laut dan kereta api.
h.
30
cm X 45 cm untuk penggunaan di pesawat udara.
i.
10 cm X 15 cm untuk penggunaan di
meja.
Bendera
Negara wajib dikibarkan setiap hari di :
1.
Istana
Presiden dan wakil Presiden.
2.
Gedung atau kantor lembaga Negara.
3.
Gedung
atau kantor lembaga pemerintah.
4.
Gedung
atau kantor lembaga pemerintah non kementrian.
5.
Gedung atau kantor lembaga
pemerintah daerah.
LaranganPada Pasal 24
Setiap orang dilarang:
a.
merusak,
merobek, menginjak-injak, membakar, atau melakukan perbuatan lain dengan maksud
menodai, menghina, atau merendahkan kehormatan Bendera Negara.
b.
memakai
Bendera Negara untuk reklame atau iklan komersial.
c.
mengibarkan
Bendera Negara yang rusak, robek, luntur, kusut, atau kusam.
d.
mencetak,
menyulam, dan menulis huruf, angka, gambar atau tanda lain dan memasang lencana
atau benda apapun pada Bendera Negara; dan
e.
memakai
Bendera Negara untuk langit-langit, atap, pembungkus barang, dan tutup barang
yang dapat menurunkan kehormatan Bendera Negara.
Sejarah Lagu Kebangsaan Indonesia
Raya
1.
Indonesia
Raya sebelum 17 Agustus 1945
a.
Lagu
kebagsaan Indonesia Raya adalah
ciptaan komponis muda
Indonesia bernama Wage
Rudolf Supratman.
b. Almarhum Wage Rudolf Supratman
adalah serang guru dan juga menjadi wartawan surat kabar “Kaoela
Moeda” dan pengarang buku.
Sejak
kecil. Supratman gemar sekali bermain biola.
Wage Rudolf Supratman adalah putra seorang Sersan Instruktur Masenen Sastro
Soehardjo. Supratman dilahirkan di
Jatinagara pada tanggal 9
Maret 1903 dan meninggal
dunia pada malam Selasa tanggal 16 Agustus 1938 di Surabaya.
Semangat nasionalismenya telah mengisi seluruh jiwa Supratman pada waktu itu,
semanat ini berwujud kemauan
menciptakan lagu kebangsaan.
Akhirnya ia dapat menciptakan lagu
Indonesia Raya.lagu
Indonesia Raya itu dipersembahkan oleh Supratman kepada masyarakat dalam
Kongres Pemuda Indonesia tanggal 28
Oktober 1928 di Gedung
Indonesieche Club, Jalan Keramat Raya No. 106 Jakarta.
c.
Sejak
itu pada tiap-tiap pertemuan Pemuda Indonesia selalu dibuka dan ditutup dengan
lagu Indonesia Raya sebagai lagu kebangsaan.
d.
Pada
zaman penjajahan, lagu Indonesia Raya sering dilarang dan
dihalang-halangi oleh Pemerintah Belanda dan suatu ketika diizinkan lagi oleh
pemerintah Jepang di Indonesia untuk dinyanyikan kembali.
2.
Lagu
Indonesia Raya sesudah 17 Agustus 1945
a.
Setelah
proklamasi, lagu Indonesia Raya
ditetapkan sebagai lagu kebangsaan.
Lagu kebangsaan ini merupakan
sublimasi pengorbanan perjuangan
rakyat untuk mengusir penjajah dan mempertahankan serta
menegakkan kemerdekaan.
b.
Dalam UUDS
RI 1950 pasal 3 ayat
2, lagu Indonesia Raya
ditetapkan dengan resmi sebagai lagu kebangsaan
Indonesia
Sikap: Sikap
sempurna dengan posisi berdiri
Indonesia Raya (Wage Rudolf
Soepratman) 4/4
Indonesia Tanah Airku
Tanah tumpah darahku
Di sanalah aku berdiri
Jadi pandu ibuku
Indonesia kebangsaanku
Bangsa dan tanah airku
Marilah kita berseru
Indonesia bersatu
Hiduplah tanahku, hiduplah negeriku
Bangsaku rakyatku semuanya
Bangunlah jiwanya, bangunlah
badannya
Untuk Indonesia Raya
Indonesia Raya
Merdeka merdeka
Tanahku negriku yang kucinta
Indonesia Raya
Merdeka merdeka
Hiduplah Indonesia Raya
Indonesia Raya
Merdeka merdeka
Tanahku negriku yang kucinta
Indonesia Raya
Merdeka merdeka
Hiduplah Indonesia Raya
Sejarah lambang negara repulkik
indonesia

Penjelasan
dari Lambang Negara Republik Indonesia yaitu :
1.
Burung Garuda melambangkan kekuatan,
yang berarti Bangsa dan Negara Republik Indonesia, selalu kuat dalam keadaan
apapun. Kita harus selalu ingat akan perjuangan generasi kita terdahulu,
yang selalu kuat dalam menghadapi penjajah walaupun cuma
bersenjatakan bambu runcing. Bangsa Indonesia selalu kuat dan tabah dalam
menghadapi segala masalah, hal ini sudah terbukti dengan sejarah yang telah
terukir.
2.
Burung Garuda Pancasila berwarnakan
emas, hal ini melambangkan Kejayaan. Bahwa Indonesia dimanapun, kapanpun dan
apapun adanya, selalu Jaya di mata siapapun.
3.
Perisai yang ada di dada Burung
Garuda Pancasila, melambangkan Pertahanan Bangsa Indonesia.
4.
Simbol-simbol
yang berada di perisai Burung Garuda Pancasila melambangkan sila-sila dalam
Pancasila (lima dasar) Falsafah hidup Bangsa Indonesia yaitu :
* Bintang
melambangkan Sila Ketuhanan Yang Maha Esa (Sila Pertama).
* Rantai
melambangkan Sila Kemanusian Yang Adil dan Beradab (Sila Kedua).
* Pohon Beringin
melambangkan Sila Persatuan Indonesia (Sila Ketiga).
* Kepala Banteng
melambangkan Sila Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat, kebijaksanaan Dalam
Permusyawaratan/Perwakilan (sila Keempat).
* Padi dan Kapas
melambangkan Sila Kedilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia (Sila Kelima).
5.
Warna Merah Putih melambangkan warna
Bendera Nasional Bangsa Indonesia. Merah melambangkan Keberaniaan dan Putih
melambangkan Kesucian.
6.
Garis hitam tebal yang melintang di
Perisai Burung Garuda Pancasila melambangkan Indonesia dilalui oleh Garis
Khatulistiwa.
7.
Kemerdekaan
RI di Proklamirkan oleh Bapak Proklamator kita yaitu Bung Karno dan Bung Hatta,
di Pegangsaan Timur 56 - Jakarta pada tanggal 17 Agustus 1945 hari Jum'at
sekitar pukul 10 pagi. Peristiwa ini disimbolkan oleh burung "GARUDA
PANCASILA" yaitu :
-
Jumlah bulu pada masing-masing Sayap
Burung Garuda Pancasila yaitu berjumlah 17 helai.
-
Jumlah
bulu pada Ekor Burung Garuda Pancasila berjumlah 8 helai.
-
Jumlah bulu di bawah Perisai/Pangkal
Ekor Burung Garuda Pancasila yaitu berjumlah 19 helai.
-
Jumlah bulu di Leher Burung Garuda
Pancasila berjumlah 45 helai.
8.
Pita yang dicengkeram oleh Burung
Garuda Pancasila bertuliskan semboyan Negara Republik Indonesia yaitu
"Bhinneka Tunggal Ika" yang berarti berbeda-beda tetapi tetap satu
jua.
9.
Lambang Garuda Pancasila memiliki
lagu, di mana lagu tersebut merupakan salah satu dari lagu Nasional di Negara
Indonesia.
LaguGaruda Pancasila diciptakan oleh
Sudharnoto. Adapun lirik dari lagu Garuda Pancasila adalah sebagai berikut :
Garuda Pancasila
Akulah Pendukungmu
Patriot proklamasi
Sedia Berkorban Untukmu
Pancasila Dasar Negara
Rakyat Adil Makmur Sentosa
Pribadi Bangsaku
Ayo Maju Maju
Ayo Maju Maju
MAPPING / PEMETAAN
A. Peta Pita (Ribbon Map)
Cara membuat Laporan Peta Pita :
Pada halaman pertama kertas laporan,
cantumkan :
1.
Kepada siapa laporan ditujukan
2.
Siapa yang membuat laporan (identitas yang lengkap)
3.
Keterangan / data laporan seperti tanggal pembuatan,cuaca dan sebagainya.
Pada halaman berikutnya, dibuat
peta-pita dengan :
1.
Halaman menjadi 7 ruang / kolom, untuk :
a.
Nomor
b.
Waktu Perjalanan
c.
Laporan Perjalanan (ditulis dari bawah)
d.
Jarak yang ditempuh (dalam m)
e.
Arah (jurusan 3 angka / kompas)
f.
Gambar peta-pita(untuk bagian sisi kanan dan kiri jalan)
g.
Menulis keterangan-keterangan.
2.
Menulis laporan dibuat dari bawah ke atas
3.
Setiap berbelok, kita membuat garis pembatas sebagai
tanda kita berubah / berganti arah.
4.
Gambar-gambar (tanda-tanda medan) diambil dari
tanda-tanda peta Topografi
5.
Jika ada hal-hal penting/ bangunan bersejarah yang
menarik kita dapat menggambarnya di dalam kertas khusus/ halaman lain.
6.
Menghitung jarak dapat
menggunakan tongkat atau langkah kaki atau taksiran kita.
B. Peta Lokasi
Peta
lokasi adalah peta yang menunjukan lokasi / letak suatu daerah / medan /
bangunan dan lain-lainnya. Peta tersebut harus dibuat sedemikian rupa,sehingga
yang terletak di atas adalah arah yang biasanya ditetapkan dengan tanda panah
(menunjuk arah utara)
C. Peta Perjalanan
Peta
perjalanan hampir sama dengan peta pita, tetapi dibuat dalam bentuk yang lain.
Pengerjaannya dan cara-caranya tidak jauh berbeda dengan cara-cara pengerjaan
laporan peta pita.
Keterangan
:
1.
Jarak pada perjalanan diskalakan.
2.
Titik sasaran harus ditetapkan sebelum bergerak
3.
Mulailah membuat peta perjalanan di tengah kertas, dan
tandailah tempat permulaan dengan huruf A.kemudian ke tempat kedua B, dst.
4.
Hitung (taksir) jarak yang ditempuh dan rubahlahke dalam
skala.
5.
Cantumkan tanda-tanda peta topografi.
6.
Arah utara selalu di atas.
PETA_PITA
Tujuan pembuatan peta pita ini
adalah untuk menggambarkan keadaan perjalanan yang telah dilakukan dari suatu
tempat ke tempat lainnya.
Peralatan yang dipersiapkan dalam
pembuatan peta pita ini adalah :Pensil Teknik 2B, Penggaris panjang, Kertas
pita peta, Kompas bidik, Meja kerja.
Hal yang perlu diperhatikan dalam
pembuatan peta pita :
1.
Penentuan Skala
Hal
ini erat kaitannya dengan jarak yang akan ditempuh selama melakukan perjalanan
dengan kertas yang ada.
2.
Pembuatan Keterangan
Keterangan
yang dimaksud adalah apa-apa yang dilihat selama melakukan perjalanan baik yang
ada disebelah kiri maupun yang ada di sebelah kanan, yang perlu diperhatikan
adalah tanda-tanda berupa bangunan-bangunan penting atau suatu daerah yang
mencolok dan merupakan sesuatu yang mudah dilihat dan diperhatikan. Keterangan
dituliskan dalam bentuk gambar peta dan tulisan.
3.
Penulisan Arah Utara, Jarak, dan Waktu
Arah
utara digambarkan sesuai dengan arah utara kompas. Jarak dituliskan berdasarkan
ukuran yang ada dengan skala yang sudah ditentukan. Untuk waktu bisa dilihat
dengan jam sesuai saat berangkat dan tiba di setiap belokan.
Untuk
pembuatan peta pita, setiap pergantian arah perjalanan maka harus kita
gambarkan, demikian seterusnya sampai daerah yang kita tuju. Gambar keterangan
peta dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Untuk lebih jelasnya bisa diperhatikan contoh berikut


berikut keterangan gambar pada Pita Pirta :
Pedoman/kompas
16
Arah Mata Angin dan Besar Derajatnya
Arah mata angin atau sering disebut sebagai
mata angin dalam bahasa Inggris disebut sebagai cardinal directions
atau cardinal points. Mata angin mempunyai pengertian sebagai panduan
untuk menentukan arah. Cara menyatakan jumlah arah mata angin berbeda-beda, ada
yang menyatakan dalam empat arah mata angin, delapan arah mata angin, 16 (enam
belas) arah mata angin, hingga 32 arah mata angin.
Pada
16 arah mata angin, selain disebutkan dengan namanya, ke-16
arah mata angin pun dapat disebutkan dengan besaran derajat yang membentuk
sebuah lingkaran dengan 3600 yang dimulai dengan 00 pada
titik utara dan diakhiri dengan 3600 pada titik utara lagi.sewaktu siaga para pramuka telah dikenalkan
dengan 8 arah mata angin yang meliputi Utara (00 atau 3600);
Timur Laut (450) Timur (900); Tenggara (1350);
Selatan (1800); Barat Daya (2250); Barat (2700);
dan Barat Laut (3150).
No
|
Nama Indonesia
|
Sing.
|
Nama Inggris
|
Sing.
|
Besar Derajat
|
1
|
Utara
|
U
|
North
|
N
|
00 atau 3600
|
2
|
Utara Timur Laut
|
UTL
|
North Northeast
|
NNE
|
022.50
|
3
|
Timur Laut
|
TL
|
Northeast
|
NE
|
450
|
4
|
Timur Timur Laut
|
TTL
|
East Northeast
|
ENE
|
67.50
|
5
|
Timur
|
T
|
East
|
E
|
900
|
6
|
Timur Menenggara
|
TM
|
East Southeast
|
ESE
|
112.50
|
7
|
Tenggara
|
TG
|
Southeast
|
SE
|
1350
|
8
|
Selatan Menenggara
|
SM
|
South Southeast
|
SSE
|
157.50
|
9
|
Selatan
|
S
|
South
|
S
|
1800
|
10
|
Selatan Barat Daya
|
SBD
|
South Southwest
|
SSW
|
202.50
|
11
|
Barat Daya
|
BD
|
Southwest
|
SW
|
2250
|
12
|
Barat Barat Daya
|
BBD
|
West Southwest
|
WSW
|
247.50
|
13
|
Barat
|
B
|
West
|
W
|
2700
|
14
|
Barat Barat Laut
|
BBL
|
West Northwest
|
WNW
|
292.50
|
15
|
Barat Laut
|
BL
|
Northwest
|
NW
|
3150
|
16
|
Utara Barat Laut
|
UBL
|
North Northwest
|
NNW
|
337.50
|
Menentukan
16 Arah Mata Angin dengan Kompas
Bukan sekedar dapat menghafal dan menyebutkan
ke-16 arah mata angin belaka. Bagi calon pramuka penggalang rakit selain
menyebutkan juga harus dapat menunjukkan 16 arah mata angin dengan menggunakan
kompas. Bagaimana cara menunjukkan 16 arah mata angin dengan menggunakan
kompas?.
Untuk dapat menunjukkan arah mata angin musti dapat menggunakan kompas secara dasar. Menggunakan kompas untuk mencari arah mata angin bisa menggunakan salah satu diantara dua cara berikut:
Untuk dapat menunjukkan arah mata angin musti dapat menggunakan kompas secara dasar. Menggunakan kompas untuk mencari arah mata angin bisa menggunakan salah satu diantara dua cara berikut:
- Cara Pertama: Letakkan kompas di atas permukaan yang datar. Tunggu sebentar hingga jarum kompas tidak bergerak. Maka jarum tersebut akan menunjukkan arah utara magnet (00 atau 3600). Untuk mengetahui arah-arah lainnya, perhatikan dial kompas (permukaan tempat angka dan huruf). Angka-angka dan garis dalam dial tersebut merupakan besaran derajat yang dapat menunjukkan arah. Sehingga ketika hendak mencari arah Barat Barat Laut, cari saja angka 292.50 atau garis yang mewakili angka tersebut. Sebaliknya jika hendak mengetahui sebuah obyek berada di arah mana, lihat obyek tersebut tepat berada di angka atau garis berapa dalam dial kompas.
- Cara kedua, jika menggunakan kompas bidik: Pegang kompas secara mendatar dan tenang. Bidik sasaran melalui Visir, melalui celah pada, kaca pembesar, setelah itu miringkan kaca pembesar kira-kira bersudut 500 dengan kaca dial. Lihat angka dan garis yang menyatakan derajat pada dial.
MENAKSIR
Menaksir
kecepatan Arus Air
Untuk
bisa mengetahui kecepatan arus air, langkah2 yg harus dilakukan sebagai
berikut:
a.
Carila satu benda yg bisa mengapung (kayu, daun, etc)
b.
Tetapkan jarak A-B terserah
c.
Jatuhkan benda yg bisa mengapung tersebut.
e.
Hitung kecepatanya dgn mengunakan rumus.
Lebar
Sungai
Untuk
bisa menghitung lebar sungai ada dua cara yg menurut gw paling mudah:
A.
Metode perbaningan segitiga
Misal
posisi yg hendak menghitung ada d sebelah tanda bintang
1.
Tetapkan suatu titik sebagai acuan d seberang sungai
(pohon, batu etc), gw namain titik C.
2.
![]() |
Tetapkan titik lain yg lurus terhadap titik C, yg kemudian saya namain titik A
3.
Salah satu penggalang berdiri di B, dgn jarak A sampai B,
terserah.
4.
Penggalang tersebut menghadap titik C, kemudian memutar
berbalik arah 1800
5.
Berjalan beberapa saat, kemudian tandain titik
berhentinya, saya namin titik D
6.
Dari titik D, penggalang tersebut menghadap sungai, saya
namin titik d sebelah sungai dengan E
Jadi lah dua buah segitiga sebangun, yaitu segitiga ABC dan EBD
7.
Hitung Jarak AB, BE, ED,
8.
Untuk
bisa menhitung lebar sungi bisa menggunakan persamaan kesebandingan sebagai
berikut
![]() |
B.
Metode Trigonometri
Misal
posisi yg hendak menghitung ada d sebelah tanda bintang
1.
Tetapkan suatu titik sebagai acuan d seberang sungai
(pohon, batu etc), gw namain titik C. Tetapkan titik lain yg lurus terhadap
titik C, yg kemudian saya namain titik A
2.
Tentukan jarak A-B, terserah brp pun ntu
3.
Gunakan kinometr dgn posisi busu mendarat.
4.
Bidik titik C, atur benang agar sejajar dgn arah AC (suer
nie tu susah d deskripsiinya)
5.
Liat sudut pada kinometer untuk mengetahui besar sudut
ACB
6.
Gunakan persamaan berikut untuk menghitung lebar sungai
![]() |
Menaksir
Tinggi
Tehnik
Menaksir Tinggi
Metode
yang dipergunakan dalam menaksir tinggi ada bermacam-macam sesuai dengan
kondisi yang ada. Untuk metode penaksiran tinggi dapat diberikan sebagai
berikut :
1. Metode
kesebandingan Setigiga
Kelebihan
|
Kekurangan
|
Tidak Bergantung cuaca
Bisa d terapkan dimanapun kapanpun
|
Susah membuat kondisi agar kondisi
di lapangan sama dengang kondisi d sesuai gambar segitiga tersebut
|
2.
Metode Segitiga pada bayangan
Kelebihan
|
Kekurangan
|
Mudah di terapkan dilapangan
|
Hanya berlaku pada cuaca cerah or ada matahari
|
3.
Metode Trigonometri
Kelebihan
|
Kekurangan
|
Mudah
di terapkan dilapangan
Tidak
bergantung cuaca
Hasil
paling akurat d banding yg laen
|
Kudu
membuat kinometer
Butuh
matematika yg agak rumit dikit buat ukuran anak SMP
|
MACAM-MACAM SANDI
Kunci A=N
Sandi Angka
a = 1 p = 16 q =
17 r
= 18 s = 19 t = 20 u = 21b = 2 v = 22 w
= 23 x = 24 y = 25 z
= 26
c = 3
d = 4 Contoh :
e = 5 16 18 1 13 21 11 1
f = 6 P R A M U K A
g = 7
h = 8
i = 9
j = 10
k = 11
l = 12
m = 13
n = 14
o = 15

Sandi Kotak I dan II
c = 3
d = 4 Contoh :
e = 5 16 18 1 13 21 11 1
f = 6 P R A M U K A
g = 7
h = 8
i = 9
j = 10
k = 11
l = 12
m = 13
n = 14
o = 15


Kode
Morse adalah sistem representasi huruf, angka, dan tanda baca
dengan menggunakan sinyal kode. Kode Morse diciptakan oleh Samuel F.B. Morse dan Alfred Vail
pada tahun 1835. Kode morse juga digunakan dan
dipelajari di dunia kepramukaan atau kepanduan. Dalam dunia
kepramukaan kode morse disampaikan menggunakan senter atau peluit pramuka. Kode
morse disampaikan dengan cara menuip peluit dengan durasi pendek untuk mewakili
titik dan meniup peluit dengan durasi panjang untuk mewakili garis.
E
= . T = _
R =
._. F = .._.
I =
.. M =
_ _ K = _._ L
= ._..
S =
... O = _ _
_ W = ._ _
Q = _
_._
H =
.... KH = _ _ _ _ G = _ _.
Y = _._
_
A =
._ N =
_. C = _._.
X =
_.._
U =
.._ D = _.. J
= ._ _ _ P =._
_.
V =
..._ B =
_... Z = _ _ ..
Semaphore
adalah suatu cara untuk mengirim dan menerima berita dengan menggunakan 2
bendera, dimana masing-masing bendera tersebut berukuran 45 cm x 45 cm. Sedangkan
warna yang sering dipergunakan adalah merah dan kuning dengan warna merah
selalu berada dekat tangkainya.



PERATURAN BARIS BERBARIS
A. PENGERTIAN
Baris-berbaris
adalah suatu wujud latihan fisik, diperlukan guna menanamkan kebiasaan dalam
tata cara hidup Angkatan Bersenjata/masyarakat yang diarahkan kepada
terbentuknya suatu perwatakan tertentu.
B. MAKSUD
DAN TUJUAN
1. Guna
menumbuhkan sikap jasmani yang tegap dan tangkas, rasa persatuan, disiplin,
sehingga dengan demikian senantiasa dapat mengutamakan kepentingan tugas di
atas kepentingan individu dan secara tidak langsung juga menanamkan rasa
tanggung jawab.
2. Yang
dimaksud dengan menumbuhkan sikap jasmani yang tegap dan tangkas adalah
mengarahkan pertumbuhan tubuh yang diperlukan oleh tugas pokok tersebut dengan
sempurna.
3. Yang
dimaksud dengan rasa persatuan adalah rasa senasib dan sepenanggungan serta
ikatan batin yang sangat diperlukan dalam menjalankan tugas.
4. Yang
dimaksud dengan disiplin adalah mengutamakan kepentingan tugas diatas individu
yang hakikatnya tidak lain dari pada keikhlasan menyisihkan pilihan hati
sendiri.
5. Yang
dimaksud dengan rasa tanggung jawab adalah keberanian untuk bertindak yang
mengandung risiko terhadap dirinya tetapi menguntungkan tugas atau sebaliknya
tidak mudah melakukan tindakan yang akan dapat merugikan kesatuan.
1. ABA-ABA
a. Pengertian
Aba-aba
adalah perintah yang diberikan oleh seorang komandan/pimpinan pasukan kepada pasukan/barisan
untuk dilaksanakan pada waktunya secara serentak atau berturut-turut.
b. macam aba-aba
Aba-aba
terdiri atas 3 bagian dengan urutan:
1) Aba-aba
petunjuk
Aba-aba
petunjuk dipergunakan jika perlu untuk menegaskan maksud dari aba-aba peringatan/pelaksanaan.contoh:
-
Untuk perhatian – Istirahat di tempat = GERAK
-
Untuk istirahat – Bubar = JALAN
-
Jika
aba-aba ditujukan khusus terhadap salah satu bagian dari keutuhan
pasukan: Pleton II – Siap = GERAK
pasukan: Pleton II – Siap = GERAK
-
Selanjutnya lihat baris-berbaris kompi
-
Kecuali di dalam upacara: aba-aba petunjuk pada
penyampaian penghormatan terhadap seseorang, cukup menyebutkan jabatan orang
yang diberi hormat tanpa menyebutkan eselon satuan yang lebih tinggi
contoh:
contoh:
·
Kepada
kepala sekolah – Hormat = GERAK
·
Kepada kepala kantor wilayah – Hormat = GERAK
2)
Aba-aba peringatan
Aba-aba
peringatan adalah inti dari perintah yang cukup jelas untuk dapat dilaksanakan
tanpa ragu-ragu.Contoh:
-
Lencang kanan = GERAK dan bukan LENCANG = KANAN
-
Istirahat di tempat = GERAK dan bukan Di tempat = ISRIRAHAT
3)
Aba-aba pelaksanaan
Aba-aba
pelaksanaan adalah ketegasan mengenai saat untuk melaksanakan
aba-aba petunjuk/peringatan dengan cara serentak atau berturut-turut.
Aba-aba pelaksanaan yang dipakai adalah:
aba-aba petunjuk/peringatan dengan cara serentak atau berturut-turut.
Aba-aba pelaksanaan yang dipakai adalah:
-
GERAK
-
JALAN
-
MULAI
GERAK
: adalah untuk gerakan-gerakan tanpa meninggalkan tempat yangmenggunakan kaki
dan gerakan-gerakan yang memakai anggota tubuhlain, baik dalam keadaan berjalan
maupun berhenti.
contoh:
contoh:
·
Jalan di tempat = GERAK
·
Siap = GERAK
·
Hormat kanan =
GERAK
·
Hormat = GERAK
JALAN : adalah untuk gerakan-gerakan
kaki yang dilakukan dengan
meninggalkan tempat.contoh:
meninggalkan tempat.contoh:
·
Haluan kanan/kiri = JALAN
·
Dua langkah ke depan = JALAN
·
Tiga langkah ke kiri = JALAN
·
Satu langkah ke belakang = JALAN
catatan:Apabila
gerakan meninggalkan tempat itu tidak dibatasi jaraknya,maka aba-abapelaksanaan
harus didahului dengan aba-aba peringatan: MAJU
contoh:
1.
Maju = JALAN
2.
Haluan kanan/kiri Maju = JALAN
3.
Melintang kanan/kiri Maju = JALAN
4.
MULAI:
adalah untuk dipakai pada pelaksanaan perintah yang harusdikerjakan
berturut-turut.contoh:
berturut-turut.contoh:
a.
Hitung
= MULAI
b.
Berbanjar/Bersaf Kumpul = MULAI
c.
Cara menulis aba-aba
-
Aba-aba petunjuk dimulai dengan huruf besar dan ditulis
seterusnya dengan huruf kecil, atau semuanya huruf besar.
-
Aba-aba peringatan dimulai dengan huruf besar dan ditulis
seterusnya dengan huruf kecil yang satu dengan yang lainnya agak jarang, atau
semuanya huruf besar.
-
Aba-aba pelaksanaan ditulis seluruhnya dengan huruf
besar.
-
Semua aba-aba ditulis lengkap, walaupun ucapannya dapat
dipersingkat.
-
Diantara aba-aba petunjuk dan aba-aba peringatan terdapat
garis penyambung/koma, antara aba-aba peringatan dan aba-aba pelaksanaan terdapat
dua garis bersusun/koma.
d.
Cara memberi
aba-aba
-
Waktu memberi
aba-aba, pemberi aba-aba pada dasarnya harus berdiri dalam keadaan sikap
sempurna dan menghadap pasukan.
-
Apabila aba-aba
yang diberikan itu berlaku juga untuk si pemberi aba-aba, maka pada saat
memberikan aba-aba tidak menhadap pasukan.
contoh :Waktu pemimpin upacara memberi aba-aba penghormatan kepada Pembina upacara : Hormat = GERAK. (pelaksanaan : Pada waktu memberi aba-aba pemimpin upacara/Danup menghadap ke arah Pembina upacara/Irup sambil melakukan gerakan penghormatan bersama-sama dengan pasukan).Setelah penghormatan selesai dijawab/dibalas oleh pembina upacara/Irup maka dalam sikap “sedang memberi hormat” Pemimpin upacara/Danup memberikan aba-aba : Tegak = GERAK dan setelah aba-aba itu pemimpin upacara/Danup bersama-sama pasukan kembali ke sikap sempurna.
contoh :Waktu pemimpin upacara memberi aba-aba penghormatan kepada Pembina upacara : Hormat = GERAK. (pelaksanaan : Pada waktu memberi aba-aba pemimpin upacara/Danup menghadap ke arah Pembina upacara/Irup sambil melakukan gerakan penghormatan bersama-sama dengan pasukan).Setelah penghormatan selesai dijawab/dibalas oleh pembina upacara/Irup maka dalam sikap “sedang memberi hormat” Pemimpin upacara/Danup memberikan aba-aba : Tegak = GERAK dan setelah aba-aba itu pemimpin upacara/Danup bersama-sama pasukan kembali ke sikap sempurna.
-
Dalam rangka
menyiapkan pasukan pada saat Pembina upacara/Irup memasuki lapangan upacara dan
setelah amanat pembina upacara/Irup selesai,Pemimpin upacara/Danup tidak
menghadap pasukan.
d. Pada taraf permulaan latihan aba-aba yang ditujukan kepada pasukan yang sedang berjalan atau berlari, aba-aba pelaksanaannya selalu harus diberikan bertepatan dengan jatuhnya salah satu kaki tertentu yang pelaksanaan geraknya dilakukan dengan tambahan 1 langkah pada waktu berjalan dan 3 langkah pada waktu berlari.
d. Pada taraf permulaan latihan aba-aba yang ditujukan kepada pasukan yang sedang berjalan atau berlari, aba-aba pelaksanaannya selalu harus diberikan bertepatan dengan jatuhnya salah satu kaki tertentu yang pelaksanaan geraknya dilakukan dengan tambahan 1 langkah pada waktu berjalan dan 3 langkah pada waktu berlari.
-
Sedang pada
taraf lanjutan, aba-aba pelaksanaan dapat diberikan bertepatan dengan jatuhnya
kaki yang berlawanan yang pelaksanaan gerakannya dilakukan dengan tambahan 2
langkah pada waktu berjalan dan 4 langkah pada waktu berlari, kenudian berhenti
atau maju dengan merubah bentuk dan arah pada pasukan.
-
Semua aba-aba
diucapkan dengan suara nyaring, tegas, dan bersemangat.
-
Pemberian
aba-aba petunjuk yang dirangkaikan dengan aba-aba peringatandan pelaksanaan,
pengucapannya tidak diberi nada.
-
Pemberian
aba-aba peringatan wajib diberi nada pada suku kata pertamadan terakhir.Nada
suku kata terakhir diucapkan lebih panjang menurut
besar-kecilnya pasukan. Aba-aba pelaksanaan senantiasa diucapkan dengancara yang di”hentakkan”.
besar-kecilnya pasukan. Aba-aba pelaksanaan senantiasa diucapkan dengancara yang di”hentakkan”.
-
Waktu pemberi aba-aba peringatan dan pelaksanaan
diperpanjang sesuaibesar-kecilnya pasukan dan/atau tingkatan perhatian pasukan (konsentrasi
pasukan). Dilarang memberi keterangan-keterangan lain di sela-selaaba-aba pelaksanaan.
pasukan). Dilarang memberi keterangan-keterangan lain di sela-selaaba-aba pelaksanaan.
-
Bila ada suatu bagian aba-aba diperlukan,maka dikeluarkanperintah“ulangi”Contoh
:Kepada pemimpin upacara = ulangi Kepada pembina upacara – Hormat =GERAK.
Gerakan yang tidak termasuk aba-aba tetapi yang harus dijalankan pula, dapat
diberikan petunjuk-petunjuk sengan suara nyaring, tegas, dan bersemangat.
Biasanya dipakai pada waktu di lapangan, seperti:MAJU,IKUT,
BERHENTI, LURUSKAN, LURUS
v CARA
MELATIH BERHIMPUN
1.
Apabila seorang pelatih/komandan ingin mengumpulkan
anggota bawahannya secara bebas, maka pelatih/komandan/pemimpin memberi
aba-aba: Berhimpun = MULAI
2.
Pelaksanaan
- Pada
waktu aba-aba peringatan seluruh anggota mengambil sikap sempurna dan menghadap
kepada yang memberi aba-aba.
- ada aba-aba pelaksanaan seluruh anggota mengambil sikap
lari, selanjutnya lari menuju ke depan pelatih/komandan.pemimpin, di mana ia
berada dengan jarak 3 langkah.
- Pada waktu datang di depan pelatih/komandan/ pemimpin,
mengambil sikap sempurna, kemudian mengambil sikap istirahat.
- Setelah aba-aba selesai, seluruh anggota mengambil sikap
sempurna, balik
kanan selanjutnya menuju tempat masing-masing.
kanan selanjutnya menuju tempat masing-masing.
- Pada saat datang di depan pelatih/komandan/ pemimpin,
serta kembali, tidak menyampaikan penghormatan.
3.
Yang dimaksud dengan berhimpun adalah semua anggota
datang si depan komandan/pemimin dengan berdiri bebas, dengan jarak tiga
langkah (lihat gambar).
3 LangkahCatatan: Bentuknya mengikat, hanya jumlah saf tidak mengikat.
3 LangkahCatatan: Bentuknya mengikat, hanya jumlah saf tidak mengikat.
v CARA
MELATIH BERKUMPUL
1. Komandan/pelatih/pemimpin
menunjuk seorang anggota untuk berdiri kurang lebih 4 langkah di depannya,
orang ini dinamakan penjuru.
2. Komandan/pelatih/pemimpin
memberikan perintah: Sdr. Hartono sebagai
penjuru (bila penjuru bernama Hartono).
penjuru (bila penjuru bernama Hartono).
3. Penjuru
mengambil sikap sempurna dan menghadap penuh kepada yang
memberi perintah, selanjutnya mengulangi perintah sebagai berikut: “Siap
Hartono sebagai penjuru”.
memberi perintah, selanjutnya mengulangi perintah sebagai berikut: “Siap
Hartono sebagai penjuru”.
4. Penjuru
mengambil sikap untuk lari menuju tempat komandan /pelatih/ pemimpin yang
memberi perintah.
5. Apabila
bersenjata, mengambil sikap depan senjata kemudian lari menuju
tempat komandan/pelatih/ pemimpin yang memberi perintah, langsung pundakkiri senjata.
tempat komandan/pelatih/ pemimpin yang memberi perintah, langsung pundakkiri senjata.
6. Pada
waktu aba-aba peringatan “Bersaf/Berbanjar Kumpul” maka anggota lain mengambil
sikap sempurna dan menghadap penuh pada komandan/pelatih/pemimpin.
7. Pada aba-aba pelaksanaan anggota lainnya dengan serentak
mengambil sikap lari, selanjutnya penjuru memberi isyarat “LURUSKAN”, anggota
secara berturut-turut meluruskan diri.
8. Bila
bersenjata, mengambil sikap depan senjata kemudian lari menuju di
samping kiri/belakang penjuru dan berturut-turut meluruskan diri.
samping kiri/belakang penjuru dan berturut-turut meluruskan diri.
9. Cara
meluruskan diri ke samping (bila bersaf) sebagai berikut: Meluruskan lengan ke
samping dengan tangan kanan digenggam, punggung tanganmenghadap ke atas, kepala
dipalingkan ke kanan dan meluruskan diri, hingga dapat melihat dada orang-orang
yang di sebelah kanannya. Penjuru yang ditunjuk pada waktu berkumpul melihat ke
kiri, setelah barisan terlihat lurus maka penjuru memberikan isyarat dengan
perkataan “LURUS”. Pada isyarat ini penjuru melihat ke depan serta yang lain
serentak menurunkan lengan kanan, melihat ke depan dan kembali ke sikap
sempurna. Bila bersenjata, maka senjata di pundak kiri dan ditegakkan serentak.
10. Cara
meluruskan diri ke depan (bila berbanjar) sebagai berikut: Meluruskan
lengan kanannya ke depan, tangan digenggam, punggung tangan menghadap keatas dan mengambil jarak satu lengan ditambah dua kepal dari orang yang ada di depannya dan meluruskan diri ke depan. Setelah orang yang paling belakang banjar kanan melihat barisannya sudah lurus, maka ia memberikan isyarat dengan mengucapkan “LURUS”, pada isyarat ini serentak menurunka lengan kanan dan kembali ke sikap sempurna.
lengan kanannya ke depan, tangan digenggam, punggung tangan menghadap keatas dan mengambil jarak satu lengan ditambah dua kepal dari orang yang ada di depannya dan meluruskan diri ke depan. Setelah orang yang paling belakang banjar kanan melihat barisannya sudah lurus, maka ia memberikan isyarat dengan mengucapkan “LURUS”, pada isyarat ini serentak menurunka lengan kanan dan kembali ke sikap sempurna.
11. Apabila
bersenjata, maka setelah menegakkan tangan kanannya kemudian
dengan serentak tegak senjata.
Catatan :Bila lebih dari 9 orang selalu berkumpul dalam bersaf tiga atau berbanjar tiga, kalau kurang dari 9 orang menjadi bersaf/berbanjar satu. Meluruskan ke depan hanya digunakan dalam bentukberbanjar.
dengan serentak tegak senjata.
Catatan :Bila lebih dari 9 orang selalu berkumpul dalam bersaf tiga atau berbanjar tiga, kalau kurang dari 9 orang menjadi bersaf/berbanjar satu. Meluruskan ke depan hanya digunakan dalam bentukberbanjar.
12. Penunjukkan
penjuru tidak berdasarkan kepangkatan
v CARA
MELATIH GERAKAN BERJALAN
1. Untuk
melatih seseorang tentang gerakan berjalan, ia disuruh berjalan sesua dengan
petunjuk dari pelatih. Pelatih memperhatikan gayanya, diperbaiki dan
disesuaikan dengan gaya “Langkah Biasa”.
2. Mula-mula
hanya diperhatikan gerakan kaki saja, dimulai dengan meletakkan kaki, lalu
tempo irama dan panjangnya langkah. Selanjutnya gerakan lengan dan badan.
v TATA
CARA PENGHORMATAN (Pasal
10)
1. Sebagai
dasar pegangan mengenai tata cara memberi hormat apa yang telahtercantum dalam
pasal 5 PPM/AB.
2. Untuk
membiasakan pelaksanaannya dengan cara yang sama, wajib diadakan latihan-latihan
sebagai berikut:
a.
Penghormatan perorangan, bertutup kepala tanpa senjata
dalam keadaan berhenti/berdiri.
-
Pasukan disuruh berdiri dalam bentuk huruf U.
-
Pelatih menggambarkan tentang adanya garis lurus yang
terdapat antara samping paha kanan dan bagian tertentu dari tutup kepala.
-
Dalam sikap sempurna dengan tangan terkepal, pelatih
memerintahkan menunjuk dengan jari telunjuk kebagian daripada tutup kepala
yangmerupakan tempat ujung jari pada gerakan langsung melalui garis lurus ini
yaitu dari samping paha kanan ke bagian tertentu tutup kepala.
-
Gerakan ini dilakukan berulang-ulang menunjuk dan kembali
bersikap
sempurna yang akhirnya menggantikan gerakan menunjuk itu dengan
seluruh telapak tangan terbuka.
sempurna yang akhirnya menggantikan gerakan menunjuk itu dengan
seluruh telapak tangan terbuka.
b.
Penghormatan sambil memalingkan kepala ke kanan/kiri
-
Sebelum
melakukan gerakan gabungan, terlebih dahulu diperintahkan untuk memalingkan
kepala secara baik ke kiri dan ke kanan.
-
Kemudian memalingkan kepala disertai gerakan
penghormatan.
c.
Penghormatan perseorangan, bertutup kepala, tanpa senjata
dalam keadaan berjalan. Anggota-anggota pasukan diperhatikan berjalan dari arah
kanan ke kiri, atau sebaliknya melalui depan pelatih sambil member hormat.
d.
Penghormatan perseorangan, bertutup kepala, tanpa
senjata, satu dan
lainnya dalam keadaan berjalan.
lainnya dalam keadaan berjalan.
-
Pasukan dibagi atas 2 pasukan yaitu pasukan A dan B.
Misalnya pasukanA di sebelah barat sebagai atasan dan pesukan B sebagai
bawahan.
-
Masing-masing pasukan dimulai dengan nomor urut satu dan
seterusnya berjalan berpapasan dengan jarak sepuluh langkah tiap anggota.
-
Tiap-tiap anggota pasukan B yang berpapasan dengan
anggota pasukanA memberikan penghormatan dan pasukan A membalas penghormatan.
-
Demikian seterusnya sampai seluruh anggota pasukan
berpapasan danpelatih memerintahkan bergantian pasukan B sebagai atasan.
e.
Penghormatan pasukan, bertutup kepala, tanpa senjata
dalam keadaan
berjalan.
berjalan.
-
Pasukan disuruh membentuk formasi pleton berbanjar.
Pelatih menjadiatasan untuk diberi penghormatan oleh pasukan.
-
Seorang ditunjuk menjadi Danton/pemimpin pasukan.
-
Pasukan bergerak dengan langkah biasa dan pada jarak
tertentu sebelummemberikan penghormatan melakukan gerakan “Langkah
tegap”.
tegap”.
-
Pada aba-aba “Hormat kanan/kiri = GERAK” maka dilakukan
gerakan-gerakan sebagai berikut:
·
Danton/pemimpin pasukan bersama pasukan member penghormatan
seperti hormat bertutup kepala tanpa senjata (pasal 5 ayat 2a PPM) pasukan
memalingkan kepala dengan batas 45° kepada pelatih.
·
Pelatih membalas penghormatan.
·
Kemudian Danton/pimpinan pasukan memberi aba-aba “Tegak =
GERAK”. Danton/pemimpin pasukan dan pasukannya memalingkan
kepala kembali serentak dan kedua tangan dilenggangkan dengan
tetap langkah tegap.
GERAK”. Danton/pemimpin pasukan dan pasukannya memalingkan
kepala kembali serentak dan kedua tangan dilenggangkan dengan
tetap langkah tegap.
·
Dilanjutkan dengan aba-aba Langkah biasa = JALAN.
v ISTIRAHAT
Aba-aba:
Istirahat – di – tempat = GERAK
Pelaksanaan:
1.
Pada aba-aba pelaksanaan, kaki kiri dipindahkan ke
samping kiri dengan jarak sepanjang telapak kaki (±30 cm).
2.
Kedua belah lengan dibawa ke belakang di pinggang,
punggung tangan kanan di atas telapak tangan kiri, tangan kanan dikepalkan
dengan dilemaskan, tangan kiri memegang pergelangan tangan kanan di antara ibu
jari dan telunjuk serta kedua lengan dilemaskan, badan dapat bergerak.
Catatan:
Catatan:
-
Dalam keadaan parade di mana diperlukan pemusatan pikiran
dan kerapian istirahat dilakukan atas aba-aba “Parade – Istirahat di tempat =
GERAK.Pelaksanaan sama dengan tersebut di atas, hanya tangan ditarik ke atas
sedikit, tidak boleh bergerak, tidak berbicara, dan pandangan tetap ke depan.
-
Dalam keadaan parade maupun bukan parade apabila akan
diberikan suatu amanat atau sambutan oleh atasan/pembina, maka istirahat
dilakukan atas aba-aba: “Untuk perhatian – Istirahat di tempat = GERAK”.
Pelaksanaan sama dengan tersebut dalam titik a, dan pandangan ditujukan kepada
pemberi perhatian/ amanat/sambutan.
v PERIKSA
KERAPIHAN
Aba-aba: Periksa kerapihan = MULAI
1. Tanpa senjata:
a. Periksa kerapihan dimaksudkan untuk merapihkan
perlengkapan yang dipakai anggota pada saat itu dan pasukan dalam keadaan
istirahat (pasal 12).
b. Pelaksanaan:
- Pada
aba-aba peringatan, pasukan secara serentak mengambil sikap sempurna.
- Pada
saat aba-aba pelaksanaan dengan serentak membungkukkan badan masing-masing,
mulai memeriksa atau membetulkan perlengkapannya dari bawah (ujung kaki ke atas
sampai ke tutup kepala).
- Setelah
yakin sudah rapih, masing-masing anggota pasukan mengambil sikap sempurna
(pasal 11).
- Setelah
Pelatih/danpas/pemimpin pasukan melihat semua pasukannya sudah selesai (sudah
dalam keadaan sikap sempurna) maka Pelatih/danpas/pemimpin pasukan memberi
aba-aba = SELESAI.
- Pasukan
dengan serentak mengambil sikap istirahat (pasal 12).
2. Bersenjata
(khusus ABRI).
v HALUAN
KANAN/KIRI
Gerakan
ini hanya dilakukan dalam bentuk bersaf, guna merubah arah tanpa
merubah bentuk.
merubah bentuk.
1. Berhenti ke berhentiAba-aba: Haluan kanan/kiri = JALAN
Pelaksanaan:
Setelah aba-aba pelaksanaan, penjuru kanan/kiri berjalan di tempat dengan memutar arah secara perlahan hingga merubah sampai sebesar 90°. Bersamaan dengan itu masing-masing saf mulai maju jalan dengan rapih (dengan tidak melenggang) sambil meluruskan safnya hingga merubah arah sebesar 90°, kemudian berjalan di tempat. Setelah penjuru kanan/kiri depan melihat safnya lurus memberi isyarat: “Lurus”, kemudian komandan memberi aba-aba: “Henti = GERAK”, yang diucapkan pada waktu kaki kiri/kanan jatuh di tanah. Setelah ditambahkan satu langkah kemudian seluruh pasukan berhenti.
Setelah aba-aba pelaksanaan, penjuru kanan/kiri berjalan di tempat dengan memutar arah secara perlahan hingga merubah sampai sebesar 90°. Bersamaan dengan itu masing-masing saf mulai maju jalan dengan rapih (dengan tidak melenggang) sambil meluruskan safnya hingga merubah arah sebesar 90°, kemudian berjalan di tempat. Setelah penjuru kanan/kiri depan melihat safnya lurus memberi isyarat: “Lurus”, kemudian komandan memberi aba-aba: “Henti = GERAK”, yang diucapkan pada waktu kaki kiri/kanan jatuh di tanah. Setelah ditambahkan satu langkah kemudian seluruh pasukan berhenti.
2. Berhenti ke berjalanAba-aba: Haluan kanan/kiri Maju =
JALAN
Pelaksanaan:
Seperti haluan kanan/kiri dari berhenti ke berhenti kemudian setelah aba-aba “Maju = JALAN”, pasukan maju jalan yang gerakannya sama dengan gerakan langkah biasa.
Seperti haluan kanan/kiri dari berhenti ke berhenti kemudian setelah aba-aba “Maju = JALAN”, pasukan maju jalan yang gerakannya sama dengan gerakan langkah biasa.
Catatan:Setelah
ada isyarat lurus dari penjuru, komandan langsung memberikan “Maju =JALAN” (pasukan tidak berhenti dulu).
3. Berjalan ke berhentiAba-aba: Haluan kanan/kiri = JALAN
Pelaksanaan:
Aba-aba diberikan pada waktu kaki kanan/kiri jatuh di
tanah kemudian ditambah satu langkah. Selanjutnya barisan melakukan
gerakan seperti haluan kanan/kiri dari berhenti ke berhenti.
4. Berjalan ke berjalanAba-aba: Haluan kanan/kiri = JALAN
Pelaksanaan:
Aba-aba diberikan pada waktu kaki kanan/kiri jatuh di tanah kemudian ditambah satu langkah. Selanjutnya barisan melakukan gerakan seperti haluan kanan/kiri dari berhenti ke berjalan.
Aba-aba diberikan pada waktu kaki kanan/kiri jatuh di tanah kemudian ditambah satu langkah. Selanjutnya barisan melakukan gerakan seperti haluan kanan/kiri dari berhenti ke berjalan.
Catatan:
Pada
pelaksanaan haluan lengan tidak melenggang.
v MELINTANG
KANAN/KIRI
Gerakan
ini hanya dilakukan dalam bentuk berbanjar, guna merubah bentuk pasukan menjadi
bersaf dalam arah tetap.
1.
Berhenti ke
berhentiAba-aba: Melintang kanan/kiri = JALAN
Pelaksanaan:
Setelah aba-aba pelaksanaan melakukan gerakan “Hadap
kanan/kiri”, kemudian barisan membuat gerakan “Haluan kiri/kanan” dari berhenti
ke berhenti.
2.
Berjalan ke
berjalanAba-aba: Melintang kanan/kiri = JALAN
Pelaksanaan:
Setelah aba-aba pelaksanaan, ditambah satu langkah, barisan melakukan gerakan seperti gerakan melintang kanan/kiri berhenti ke berhenti. Kemudian setelah diberi aba-aba “Maju = JALAN”, barisan melakukan gerakan “Maju = JALAN”.
Setelah aba-aba pelaksanaan, ditambah satu langkah, barisan melakukan gerakan seperti gerakan melintang kanan/kiri berhenti ke berhenti. Kemudian setelah diberi aba-aba “Maju = JALAN”, barisan melakukan gerakan “Maju = JALAN”.
Catatan:
Setelah ada isyarat lurus dari penjuru, komandan langsung memberikan aba-aba maju = JALAN (Pasukan tidak berhenti dulu).
Setelah ada isyarat lurus dari penjuru, komandan langsung memberikan aba-aba maju = JALAN (Pasukan tidak berhenti dulu).
3.
Berhenti ke
berjalanAba-aba: Melintang kanan/kiri Maju = JALAN
Pelaksanaan:
Setelah aba-aba pelaksanaan, melakukan gerakan seperti gerakan melintangkanan/kiri berhenti ke berhenti. kemudian setelah diberi aba-aba “Maju =JALAN”, barisan melakukan gerakan “Maju = JALAN”.
Setelah aba-aba pelaksanaan, melakukan gerakan seperti gerakan melintangkanan/kiri berhenti ke berhenti. kemudian setelah diberi aba-aba “Maju =JALAN”, barisan melakukan gerakan “Maju = JALAN”.
Catatan:
Setelah ada isyarat lurus dari penjuru, komandan langsung memberikan aba-aba maju = JALAN (Pasukan tidak berhenti dulu).
Setelah ada isyarat lurus dari penjuru, komandan langsung memberikan aba-aba maju = JALAN (Pasukan tidak berhenti dulu).
Thanks
Semoga membawa manfaat bagi kakak-kakak semua
|